Sabtu, 08 Juni 2013

Potensi Peningkatan Budidaya Jahe Indonesia

Manfaat jahe dan potensi tanaman jahe.

Jahe merupakan salah satu jenis tanaman obat yang berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai bumbu, bahan obat tradisional, dan bahan baku minuman serta makanan. Tanaman jahe juga banyak dimanfaatkan sebagai obat antiinflamasi, obat nyeri sendi dan otot, tonikum, serta obat batuk. Jahe juga diandalkan sebagai komoditas ekspor nonmigas dalam bentuk jahe segar, jahe kering, minyak atsiri, dan oleoresin.

Jahe emprit (Zingiber officinale var. Rubrum) merupakan salah satu jenis jahe yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan. Hal ini dikarenakan rimpang jahe emprit berserat lembut, beraroma tajam, dan berasa pedas meskipun ukuran rimpangnya kecil. Rimpang jahe emprit juga mengandung gizi cukup tinggi, antara lain 58% pati, 8% protein, 3-5% oleoresin dan 1-3% minyak atsiri (Rukmana, 2000 ~ Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIV, No. 2, Oktober 2006)

Semakin pesatnya industri obat tradisional dan industri lain yang menggunakan bahan baku tanaman jahe, serta mempercayai khasiat jahe ini menyebabkan permintaan jahe cenderung meningkat, namun upaya pemenuhan kuantitas bahan baku tersebut masih mengalami hambatan terutama dalam pengadaannya.
Sebenarnya apabila mau, di negara Indonesia ini masih banyak lahan-lahan tidur yang terbengkalai tidak terurus pemanfaatanya yang bisa digunakan untuk budidaya jahe. Dan alangkah baiknya apabila kita bisa respons terhadap kondisi diatas untuk memenuhi pasokan Jahe yang masih kekurangan. Salah satunya dengan memanfaatkan lahan-lahan tidur menjadi produktif. 

Di Propinsi jawa barat misalnya, tidak sedikit lahan perkebunan milik warga yang dibiarkan begitu saja tanpa pengolahan sama sekali, dan hanya mengandalkan tanaman kayu yang tumbuh dengan sendirinya secara alami tanpa ditanami. Salah satu faktornya adalah dikarenakan para generasi muda di wilayah pedesaan masing - masing yang lebih memilih mencari rezeki / pencaharian ke kota - kota metropolitan. Dan juga kekurang pahaman mereka dibidang ilmu pertanian yang menuju produktifitas dan quantitas serta qualitas, sehingga dapat menghasilkan pencapaian yang maksimal. Faktor modal pun turut andil dalam hal ini, yang mana sulit sekali bagi para petani mendapatkan modal untuk menggarap lahan perkebunan mereka.
Hal ini Saya temukan di salah satu desa di kec. Situraja - Sumedang - Jawabarat.
Yang mana kebetulan Saya saat ini sedang mencoba memulai untuk menanam / membudidaya Jahe Gajah di wilayah tersebut di atas tanah perkebunan pribadi, dan keluarga besar. Semoga apa yang Saya harapkan dapat terlaksana dan menjadi titik awal yang baik bagi kami semua dan dapat memacu semangat para petani untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian mereka khususnya budidaya jahe yang baru sedikit sekali diminati petani setempat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar